Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan oleh virus campak dan rubella. Campak dan Rubella merupakan penyakit yang sangat menular, anak-anak dan orang dewasa yang belum mendapat imunisasi campak dan rubella atau belum pernah mengalami penyakit campak dan rubella berisiko tinggi tertular penyakit ini.
Campak dapat menyebabkan terjadinya komplikasi. Dampaknya dapat menyebabkan diare berat hingga kematian. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes dr. Prima Yosephine MKM mengatakan yang dikhawatirkan dari campak adalah komplikasi. Komplikasi campak ini umumnya berat, kalau campak mengenai anak yang gizinya jelek maka anak ini bisa langsung disertai komplikasi seperti diare berat, pneumonia, radang paru, radang otak, infeksi di selaput matanya sampai menimbulkan kebutaan. Ini yang kita khawatirkan,” ujar dr. Yosephine pada konferensi pers perkembangan kasus campak, Jumat (20/1).
Secara umum, gejala campak dapat berupa demam, batuk pilek, mata berair, lalu disertai timbulnya bintik-bintik kemerahan di kulit. Biasanya muncul 2 sampai 4 hari setelah dari gejala awal.Campak ini disebabkan oleh virus campak dan penularannya melalui droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau bisa melalui cairan hidung. Dan campak ini salah satu penyakit yang sangat menular.
Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan untuk penyakit campak dan rubella. Vaksin MR adalah kombinasi vaksin Campak/Measles (M) dan Rubella (R) untuk perlindungan terhadap penyakit Campak dan Rubella. Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun. Selanjutnya, Imunisasi MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberkan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD/sederajad tanpa dipunggut biaya. Namun dilihat 2 tahun terakhir atau hamper 3 tahun di Indonesia sejak sejak terdampak dari pandemi COVID-19 membuat implikasi yang tidak baik terhadap cakupan imunisasi.
Jumlah kasus campak sepanjang 2022 lebih dari 3.341 laporan kasus. Kaus-kasus ini menyebar di 223 Kabupaten/Kota di 31 provinsi demikian disampaikan Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, MKM. Penyebab tingginya kasus ini dikarenakan sudah 2 tahun berturut-turut Indonesia tidak bisa mencapai target untuk pelayanan imunisasi rutin. Sehingga banyak anak-anak yang tidak diimunisasi rutin akibat COVID-19.
Pemerintah melakukan penguatan surveilans campak dan rubella. Jadi kasus yang diduga campak rubella, yaitu pasien yang mengalami demam dan ruam-ruam, harus diambil spesimennya dan diperiksa di laboratorium. Jadi penguatan surveilans dilakukan dengan segera menemukan kasus suspek campak rubella dan segera melaporkan supaya pasien dapat penanganan segera dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Pemerintah menargetkan eliminasi campak rubella tahun 2023 secepatnya. Eliminasi itu adalah suatu keadaan di mana kita bisa menekan sedemikian rupa angka dari kesakitan akibat campak ini, sehingga tentu tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi. Tapi dengan adanya kenaikan kasus campak di negara kita tentu mimpi untuk mencapai eliminasi ini menjadi agak sulit untuk bisa merealisasikannya tahun ini,” ungkap dr. Prima.
Dalam menekan tingginya kasus campak rubella diharapkan untuk setiap orangtua agar melengkapi imunisasi rutin pada anak. Selalu menjaga pola hidup bersih rajin mencuci tangan setelah melakukan aktivitas di luar ruangan, sebelum dan sesudah makan , dan kegiatan – kegiatan lainnya. Orangtua dapat mengajarkan anak mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sedini mungkin. Lakukan hal tersebut selama 20 detik, terutama saat anak sedang berada di fasilitas umum. Jangan lupa untuk mengajarkan anak tutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk.
Selain itu, ajarkan anak agar tidak berbagi barang pribadi dengan temannya yang sedang sakit. Ajarkan ia agar tidak berbagi peralatan makan, gelas minum, juga sikat gigi. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah, menghindari kontak atau interaksi langsung dengan orang yang sakit. Jika anak sudah menunjukkan gejala campak, segera temui dokter di Puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Stay Healthy Stay Happy
Referensi :
Buku Kader “Pedoman Kampanye Imunisasi Campak & Rubella (MR) untuk Guru dan Kader
Waspada! Campak Jadi Komplikasi Sebabkan Penyakit Berat. 2023. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230120/1642247/waspada-campak-jadi-komplikasi-sebabkan-penyakit-berat
Ini Langkah-Langkah Mencegah Campak Pada Anak. 2020. https://www.halodoc.com/artikel/ini-langkah-langkah-untuk-mencegah-campak-pada-anak