
Pneumonia adalah suatu bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut alveoli, yang terisi udara saat orang sehat bernapas. Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa nyeri dan membatasi asupan oksigen.
Pneumonia adalah penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Pneumonia menewaskan 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2019, menyumbang 14% dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun. Pneumonia menyerang anak-anak dan keluarga di mana pun, namun kematian tertinggi terjadi di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara. (WHO, 2022)
Di Indonesia Pneumonia dan diare merupakan penyebab kematian utama pada anak balita. Pneumonia menjadi penyebab kematian balita terbesar di Indonesia disusul diare pada urutan kedua setelah pneumonia (Kementerian Kesehatan RI 2020; UNICEF 2019b). Pada tahun 2018 diperkirakan sekitar 19.000 anak meninggal dunia akibat pneumonia. Estimasi global menunjukkan bahwa setiap satu jam ada 71 anak di Indonesia yang tertular pneumonia.
Pada tahun 2024 kasus pneumonia di Indonesia meningkat lebih dari tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Kementerian Kesehatan RI mencatat 1.278 kasus dengan 188 kematian akibat pneumonia pada tahun 2024, sementara pada 2023 hanya terdapat 330 kasus dengan 52 kematian. Pada Januari 2025 saja, sudah dilaporkan 105 kasus dengan 12 kematian.
Peningkatan kasus pneumonia biasanya terjadi pada penghujung tahun hingga awal Januari. Pneumonia merupakan salah satu komplikasi dari influenza yang bisa berakibat fatal. Menurut dr Rusli Zainudin, spesialis penyakit dalam dari FK UI, gejala flu yang memburuk perlu diwaspadai, terutama jika disertai demam tinggi, batuk berat, nyeri dada, dan sesak napas.
Flu biasa umumnya pulih dalam waktu 4 hingga 9 hari, tetapi flu dengan komplikasi membutuhkan perawatan lebih lama. Jika gejala flu tidak membaik dan justru memburuk, kemungkinan besar telah terjadi komplikasi serius seperti pneumonia atau bahkan meningitis yang bisa menurunkan kesadaran. Jika gejala flu semakin memburuk maka sebaiknya segera menghubungi dokter di fasilitas Kesehatan terdekat dengan anda.
Penyebab
Pneumonia disebabkan oleh beberapa agen infeksi, termasuk virus, bakteri dan jamur. Yang paling umum adalah sebagai berikut :
- Streptococcus pneumoniae adalah penyebab paling umum dari pneumonia bakterial pada anak-anak.
- Haemophilus influenzae tipe b (Hib) adalah penyebab paling umum kedua dari pneumonia bakterial.
- Virus pernapasan syncytial adalah virus penyebab pneumonia yang paling umum.
- Pada bayi yang terinfeksi HIV, Pneumocystis jiroveci adalah salah satu penyebab paling umum dari pneumonia, dan bertanggung jawab atas setidaknya seperempat dari seluruh kematian akibat pneumonia pada bayi yang terinfeksi HIV.
Penularan
Pneumonia dapat menyebar melalui beberapa cara. Virus dan bakteri yang biasa terdapat di hidung atau tenggorokan anak dapat menginfeksi paru-paru jika terhirup. Mereka juga dapat menyebar melalui tetesan udara dari batuk atau bersin. Selain itu, pneumonia dapat menyebar melalui darah, terutama selama dan segera setelah kelahiran. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai berbagai patogen penyebab pneumonia dan cara penularannya, karena hal ini sangat penting untuk pengobatan dan pencegahan.
Gejala
Gambaran umum pneumonia akibat virus dan bakteri serupa. Namun, gejala pneumonia virus mungkin lebih banyak dibandingkan gejala pneumonia bakterial. Pada anak di bawah usia 5 tahun mengalami batuk dan/atau kesulitan bernapas, dengan atau tanpa demam, pneumonia didiagnosis dengan adanya napas cepat atau dinding dada bagian bawah tertarik ke dalam, di mana dada bergerak ke dalam atau memendek saat menarik napas (pada orang sehat, dada mengembang saat menarik napas). Mengi lebih sering terjadi pada infeksi virus. Bayi yang sakit parah mungkin tidak dapat makan atau minum dan mungkin juga mengalami ketidaksadaran, hipotermia, dan kejang. (WHO, 2022)
Pada dasarnya, gejala pneumonia hampir sama dengan masalah paru-paru lainnya, di antaranya batuk dengan intensitas tinggi dan disertai dahak. Selain itu, dilansir dalam Mayo Clinic, berikut beberapa gejala umum yang terjadi saat Anda mengalami pneumonia:
- Demam tinggi, suhu tubuh mencapai lebih dari 38 derajat Celcius
- Dada terasa sakit dan sulit bernapas
- Penurunan nafsu makan
- Berkeringat
- Menggigil
- Detak jantung terasa cepat
Selain gejala umum, ada juga gejala pneumonia lainnya yang cukup jarang terjadi namun bisa saja muncul sebagai gejala penyerta dari pneumonia adalah:
- Batuk disertai darah
- Nyeri sendi dan otot
- Lemas dan Lelah
- Kepala sakit
- Mual dan muntah
Gejala tersebut umumnya akan terjadi selama 1 – 2 hari, tanpa penurunan gejala. Namun, kondisi ini bisa berbeda tergantung dari sistem kekebalan tubuh masing-masing.
Faktor risiko
Meskipun sebagian besar anak-anak yang sehat dapat melawan infeksi dengan pertahanan alami mereka, anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya lemah mempunyai risiko lebih tinggi terkena pneumonia. Sistem kekebalan tubuh anak mungkin melemah karena malnutrisi atau kekurangan gizi, terutama pada bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Penyakit yang sudah ada sebelumnya, seperti infeksi HIV dan campak yang bergejala, juga meningkatkan risiko anak terkena pneumonia.
Faktor lingkungan berikut juga meningkatkan kerentanan anak terhadap pneumonia: polusi udara dalam ruangan yang disebabkan oleh memasak dan memanaskan dengan bahan bakar biomassa (seperti kayu atau kotoran), tinggal di rumah yang padat dan orang tua yang merokok.
Pencegahan
Mencegah pneumonia pada anak merupakan komponen penting dari strategi untuk mengurangi angka kematian anak. Imunisasi terhadap Hib, pneumokokus, campak dan batuk rejan (pertusis) merupakan cara paling efektif untuk mencegah pneumonia. Untuk itu pastikan anak Anda mendapatkan Imunisasi Dasar (terdapat di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)) yang telah disediakan oleh pemerintah. Anda dapat mendapatkan imunisasi dasar secara gratis di Posyandu atau Puskesmas terdekat di tempat tinggal Anda .
Selain itu, Nutrisi yang cukup merupakan kunci untuk meningkatkan pertahanan alami anak, dimulai dengan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupannya. Selain efektif dalam mencegah pneumonia, hal ini juga membantu mengurangi lamanya penyakit jika seorang anak jatuh sakit.
Serta faktor lingkungan seperti bebas polusi udara dalam ruangan (misalnya dengan tidak merokok di dalam rumah, tidak membakar sampah di sekitar rumah) dan mendorong Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang baik di rumah juga mengurangi jumlah anak yang terkena pneumonia.
STAY HAPPY STAY HEALTHY
Referensi:
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pneumonia Pneumonia in children
- https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20250206142651-255-1195355/kematian-akibat-pneumonia-di-indonesia-naik-drastis-sepanjang-2024 “Kematian Akibat Pneumonia di Indonesia Naik Drastis Sepanjang 2024”
- https://p2p.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2023/12/NAPPD_2023-2030-compressed.pdf Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Pneumonia dan Diare 2023-2030
- https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pneumonia Pneumonia (Radang Paru-Paru) – Gejala dan Cara Mengobatinya