Banyak iklan mempromosikan makanan tinggi lemak, gula, dan garam, yang konsumsinya harus dibatasi sebagai bagian dari diet sehat. Menurut Amanda Long Direktur Jenderal Konsumen Internasional “Perusahaan makanan menghabiskan miliaran dolar untuk mengembangkan pemasaran yang benar-benar berhasil dalam pemasaran makanan junk food Mayoritas iklan yang dilihat oleh anak-anak di seluruh dunia adalah untuk makanan olahan tinggi lemak, gula, garam, dan kalori.
Melalui halaman Instagram @pandemictalks Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan makin banyak anak yang kini terkena diabetes hingga hipertensi yang biasanya hanya menyerang kelompok usia dewasa. Hal ini dipicu kebiasaan atau pola makan junkfood hingga jenis makanan tinggi gula dan berisiko tinggi memicu peradangan. Akibatnya, Obesitas hingaa risiko penyakit tidak menular lainnya banyak mengintai anak.
Iklan makanan dan bentuk pemasaran lainnya telah terbukti memengaruhi preferensi makanan anak-anak, perilaku pembelian, dan perilaku diet secara keseluruhan. Pemasaran juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak. Kebiasaan yang dikembangkan anak-anak sejak dini dapat mendorong mereka untuk menerapkan praktik diet tidak sehat yang bertahan hingga dewasa, meningkatkan kemungkinan kelebihan berat badan, obesitas, dan masalah kesehatan terkait seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Beberapa masalah kesehatan akibat terlalu sering mengkonsumsi junk food yakni sebagai berikut:
Kolesterol tinggi
Di dalam junk food sendiri memiliki nilai gizi yang rendah. Bahkan tidak ada sama sekali. Kebanyakan junk food mengandung kalori cukup tinggi. Hal ini yang menyebabkan kolesterol meningkat. Pastinya kolesterol tinggi akan sangat berdampak pada kesehatan tubuh.
Diabetes
Siapa bilang diabetes terjadi karena mengonsumsi makanan manis? Banyak faktor penyebab diabetes terjadi. Salah satunya adalah gaya hidup tidak sehat, yakni mengonsumsi makanan cepat saji terlalu sering.
Junk food sangat mempengaruhi sistem metabolisme tubuh. Sistem metabolisme tubuh yang tidak baik akan menyebabkan nutrisi makanan tidak terserap dengan baik. Selain itu, insulin juga tidak bekerja dengan sempurna. Padahal insulin sangat dibutuhkan tubuh untuk mengolah glukosa menjadi energi.
Penyakit jantung
Masih berhubungan dengan poin pertama, junk food memiliki kandungan lemak jahat yang tinggi. Hal ini juga yang membuat kolesterol di dalam tubuh meningkat. Selain itu, makanan cepat saji juga menyebabkan kadar gula darah meningkat.
Lemak jahat yang menumpuk di dalam tubuh akan sangat mempengaruhi kerja jantung. Selain itu, lemak juga bisa menumpuk di dalam pembuluh darah menyebabkan penyumbatan. Maka dari itu, resiko serangan jantung pun juga akan meningkat.
Gangguan ginjal
Mungkin kita tidak merasa akan bahaya junk food, karena memang rasanya yang nikmat. Namun junk food memiliki kandungan natrium cukup tinggi di dalamnya. Kandungan natrium tersebut bisa mempengaruhi kinerja ginjal. Dengan begitu, ginjal tidak bisa berfungsi untuk menyaring racun dalam darah dengan baik.
Kerusakan hati
Bahaya cukup mematikan akan junk food adalah kerusakan hati. Bahkan, penelitian menunjukan mengonsumsi junk food tanpa berolahraga sama halnya dengan orang mengonsumsi alkohol. Hal ini pula yang menyebabkan jaringan parut dalam hati. Sehingga, hati tidak bekerja secara baik dan optimal.
Melalui halaman Instagram @pandemictalks Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan makin banyak anak yang kini terkena diabetes hingga hipertensi yang biasanya hanya menyerang kelompok usia dewasa. Hal ini dipicu kebiasaan atau pola makan junkfood hingga jenis makanan tinggi gula dan berisiko tinggi memicu peradangan. Akibatnya, Obesitas hingaa risiko penyakit tidak menular lainnya banyak mengintai anak.
Mengingat banyaknya masalah Kesehatan yang diakibatkan oleh konsumsi junk food yang terlalu sering, maka dari itu diharapkan untuk dapat memperhatikan jenis makanan yang hendak kita konsumsi. Makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah buahan yang memiliki banyak manfaat dapat kita olah menjadi makanan (snack) sebagai pengganti makanan junkfood.
Stay Healthy Stay Happy ?
Referensi :
WHO. 2014. Protecting children from the harmful effects of food and drink marketing https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/protecting-children-from-the-harmful-effects-of-food-and-drink-marketing
Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018. https://promkes.kemkes.go.id/ketahui-bahaya-terlalu-sering-mengonsumsi-junk-food